Kerusakan Moral Bangsa Indonesia
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Penyebab rusaknya moral bangsa Indonesia :
1. Pengaruh Budaya Luar Ini adalah hal yang mungkin menjadi penyebab rusaknya moral bangsa Indonesia,tak dapat dipungkiri pengaruh budaya barat merusak moral bangsa ini.Sebagai contoh free sex dan pergaulan bebas masuk ke indonesia dari merangseknya budaya barat ke negeri ini.
2. Kurangnya Agama Ini juga bisa menjadi sebab rusaknya bangsa indonesia.Jika agama yang kita miliki kuat maka tentu saja kita akan takut berbuat dosa.Sehingga tidak akan ada kejahatan atau paling tidak kejahatan akan sangat minim dalam negeri ini.Contohya saja jika para pejabat negeri ini memiliki landasan agama yang baik,maka apa berani dia memakan uang rakyat(Korupsi)?!
3. Salahnya Sistem Pendidikan Indonesia Ini juga bisa menjadi penyebab rusaknya moral di Indonesia. Sebagaimana anda tahu anak-anak menghabiskan banyak waktunya di dalam sekolah.Sayangnya sekolah sekarang hanya identik untuk mencari ilmu duniawi saja dan jarang ada yang sekolah yang juga mengajarkan aspek2 moral,Jikalau ada porsinya sangat minim.
Ketiga hal diatas mungkin hanya penyebab yang Basic saja,masih banyak lagi penyebab-penyebab lain yang menyebabkan moral bangsa ini merosot.Jikalau penyebabnya secara detail dijelaskan dibuat sebuah buku mungkin buku tersebut akan sangat tebal. Tetapi untuk memperbaiki moral bangsa indonesia saya rasa cukup menghilangkan 3 penyebab diatas saja.Jikalau pengaruh luar sudah berkurang,agama kita kuat dan pendidikan juga mengajarkan aspek moral saya rasa moral bangsa indonesia tidak akan serusak ini
Sungguh sebagai bangsa kita sedang diuji oleh Allah terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang melakukan tindakan menyimpang, terutama terkait dengan pemberitaan di media massa tentang korupsi yang terus terjadi. Tindakan ini tidak enaknya justru dilakukan oleh orang-orang muda yang ke depan justru diharapkan menjadi pemimpin bangsa.
Kasus demi kasus yang melibatkan tindakan menyimpang para pemuda harapan bangsa tersebut tentu bisa menyesakkan para orang tua yang sudah merasakan mengabdikan kehidupannya untuk membangun Indonesia. Oleh karena itu kita memang harus menyadari bahwa bangsa ini sedang menghadapi problem yang cukup serius di masa yang akan datang.
Di antara faktor yang dominan mempengaruhi tindakan menyimpang di kalangan para pemuda tersebut adalah tentang budaya materialisme yang beranak pinak dengan budaya konsumerisme. Generasi yang terlahir di era 1980-an adalah generasi yang terlahir kebanyakan dalam suasana ekonomi yang sudah baik. Artinya, di saat itu kehidupan ekonomi orang tua –kelas menengah ke atas– tentu sudah semakin banyak. Akibatnya anak-anak yang dilahirkannya semenjak kecil sudah merasakan kehidupan yang baik dari sisi ekonomi dan kesejahteraan. Akibatnya mereka tidak merasakan betapa sulitnya menghadapi kehidupan ini.
Generasi yang terlahir di era ini sudah menikmati kemajuan ekonomi masyarakat Indonesia. Ketika mereka bersekolah, maka mereka sudah naik turun mobil. Bahkan antar jemput semenjak Taman Kanak-Kanak (TK). Akibatnya mereka tidak merasakan betapa sulitnya untuk mencapai sekolah. Ketika mereka Sekolah Menengah Pertama, maka mereka sudah memakai sepeda motor. Dan kemudian ketika SMA dan kemudian ke perguruan tinggi, maka sudah menggunakan mobil sebagai transportasi harian. Makanya mereka tidak merasakan betapa susahnya pergi dan pulang ke sekolah.
Realitas ini sungguh sangat paradoks dengan generasi sebelumnya yang terlahir di era 1950-an. Mereka kebanyakan adalah generasi yang masih merasakan bagaimana susahnya sekolah. Saya masih ingat ketika SMP harus mengayuh sepeda pancal sejauh 15 kilometer setiap hari. Belum lagi jalanan yang sangat jelek. Jalan masih makadam untuk kebanyakan jalan di daerah kabupaten. Jalan beraspal adalah jalan yang antar provinsi. Makanya tingkat kesulitan yang dialami oleh mereka juga cukup besar.
Sebagaimana yang telah kita dengar dan baca di media, bahwa banyak anak muda yang terlibat di dalam tindakan yang menyimpang. Banyak pengguna narkotika dan obat terlarang lainnya adalah mereka yang tergolong muda, yaitu usia antara 20-35 tahun. Masa ini sesungguhnya adalah masa keemasan bagi seorang anak manusia, sebab di saat inilah bangunan kehidupan tersebut diletakkan. Keberhasilan atau kegagalan kehidupan sudah bisa diduga di saat ini. Jika pemuda gagal merumuskan fondasi kehidupan di era ini, maka sudah bisa diduga bahwa kegagalan akan membayanginya.
Yang juga menyedihkan adalah ketika yang melakukan tindakan menyimpang terutama dalam tindakan korupsi adalah para pemuda. Sebagaimana kita pahami bahwa tindakan perilaku menyimpang ini terjadi karena pengaruh budaya materialisme yang sangat mendalam. Mereka ingin memperoleh kehidupan yang sejahtera dengan sesegera mungkin, sehingga melupakan dimensi moralitas dan kepatutan. Jika ini yang kemudian menjadi pilihan bagi generasi muda, maka masa depan Indonesia sungguh dipertaruhkan. Semua tentu tidak ingin bahwa Indonesia akan memiliki nasib sebagai bangsa yang selalu menjadi negara dengan tingkat korupsi yang luar biasa tinggi.
Terkait dengan hal ini, maka seharusnya semua elemen bangsa ini harus melakukan revitalisasi moralitas, sehingga ke depan akan didapatkan keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sekarang.
Oleh karena itu, pendidikan karakter bangsa bagi generasi muda tentu sangat diperlukan, sehingga ke depan para pemuda memiliki tanggungjawab moral untuk membela dan membangun Indonesia yang lebih baik.
Dan sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti yang kita inginkan. Banyak rakyat beranggapan bahwa politik di Indonesia adalah sesuatu yang hanya mementingkan dan merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Pemerintah Indonesia pun tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian rakyat yang mengeluh, karena hidup mereka belum dapat disejahterakan oleh negara. Pandangan masyarakat terhadap politik itu sendiri menjadi buruk, dikarenakan pemerintah Indonesia yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai wakil rakyat dengan baik.bagi mereka politik hanyalah sesuatu yang buruk dalam mencapai kekuasaan.
Kesimpulan : Rakyat Indonesia belum merasakan kinerja yang baik dari pemerintah Indonesia, malahan membuat mereka memandang buruk terhadap politik itu sendiri. Selain itu, para generasi muda Indonesia haruslah diperkenalkan dengan politik yang sebenarnya, agar dikemudian hari mereka dapat menjadi generasi baru yang lebih bertanggung jawab.
Korupsi, khususnya korupsi politik, tampaknya menemukan tempat berkembang yang subur di Indonesia. Sementara itu, demokrasi di era reformasi tidak dapat menghentikan atau setidaknya mengurangi penyalahgunaan wewenang para politisi yang tidak jujur.
Korupsi politik di Indonesia masih akan terus berkembang jika kompetisi politik yang dibangun oleh partai politik hanya sekadar untuk melanggengkan kekuasaan saja. Korupsi politik berskala besar, menurut saya, akan lebih sulit diberantas terutama dalam jangka panjang. Sedikit berbeda jika dibandingkan dengan pemberantasan korupsi skala kecil yang mungkin dapat ‘disembuhkan’ dalam jangka panjang. “Korupsi politik skala besar nampaknya akan sulit melihat di mana ia akan berakhir. Apalagi bila kita yakin pada ide bahwa di Indonesia korupsi adalah ‘cara untuk menjalankan politik.
Dalam pandangan saya, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sama halnya dengan pemerintahan sebelumnya, yakni di zaman Megawati ataupun Gus Dur, yang belum banyak memberikan terobosan dan hasil konkret pemberantasan korupsi. Presiden SBY hanya mampu mengungkap maraknya korupsi yang telah dilakukan oleh para kepala daerah di tingkat lokal. “Seolah-olah SBY memang hanya meneruskan untuk membersihkan keranjang sampah yang tersisa,”
Sayangnya, meskipun berbagai kasus korupsi politik dan birokratik marak terjadi, pemerintahan SBY tidak tegas bertindak. Menurut saya, pemerintah saat ini dalam kondisi tersandera. Ini terbukti ketika Nazaruddin yang tengah dicari oleh KPK dan polisi dengan mudahnya melakukan komunikasi dan wawancara di televisi dan BBM. Kondisi ini jauh berbeda dengan kebijakan yang diterapkan di China, yang menerapkan tindakan tegas terhadap para pelaku korupsi, misalnya dengan hukuman mati.
Khusus bagi Partai Demokrat, kasus Nazaruddin merupakan tamparan paling keras terhadap lembaga sekaligus kepada figur sentral SBY, yang pernah menetapkan tahun 2005 sebagai tahun pemberantasan korupsi dan berjanji dalam kampanye pilpres tahun 2009 akan berdiri di garis terdepan dalam memberantas korupsi. saya menegaskan jika tidak ingin sistem politik di Indonesia ‘membusuk’ karena kanker korupsi, dibutuhkan kerja keras semua elemen bangsa, termasuk kemauan politik yang tegas dan kuat dari pemerintah, untuk melawan korupsi dengan serius dan bertanggung jawab.
Seperti yang di muat dalam pancasila khususnya sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradap”. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia diharapkan untuk hidup adil dan beradap. Untuk mencapai masyarakat yang beradap di perlukan moral dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup bangsa Indonesia tercermin pada perbuatan-perbuatan rakyat Indonesia itu sendiri khususnya para remaja sebagai generasi penerus sekaligus ujung tombak bangsa Indonesia
langkah yang perlu diambil bangsa Indonesia menghadapi persoalan bangsa pada era globalisasi dan memasuki usia ke-63 adalah melakukan rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali karakter dan jati diri bangsa (Nation and character building). Selain melakukan rekonstruksi moral juga melakukan konsolidasi kebangsaan dengan melaksanakan langkah strategi memperkuat komitmen kebangsaan dan bersama membangun ke Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Dari pengamatan saya terhadap gaya hidup dan kelakuan remaja di lingkungan sekitar bahwa banyak remaja khususnya remaja putri yang berpakaian seksi dan menggugah gairah seks lawan jenisnya. Serta banyak juga pemuda yang membentuk gank dan sering kumpul di perempatan jalan sambil minum-minuman keras sehingga meresahkan masyarakat sekitar.
Dari uraian diatas, penulis berpendapat bahwa keadaan moral dan gaya hidup remaja Indonesia saat ini telah telah mengalami kerusakan dan perlu di perbaiki lagi. Sebab gaya hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Sehingga dari semua pihak yang terkait perlu membantu demi kesadaran dan kebaikan generasi penerus kita.
contonya, Demo yang di lakukan oleh mahasiswa itu merupakan moral dan perilaku yang kuang baik, karena sebagai seoang pelajar seharusnya kita menyampaikan kritik atau pendapat dengan cara yamg baik seperti demo dengan cara yang tertib dan aman, tidak menganggu ketertiban umum, tidak merusak fasilitas umum, dan tidak perlu menggunakan kekeasan. Bukan malah menganggu ketertiban umum seperti menutup jalan yang membuat lalulintas menjadi macet dan merugikan orang lain. Karena pada hakikatnya kita marah pada pemerintah namun kenapa yang kita rugikan dan yang menanggung akibatnya adalah para penguna jalan yang tidak bersalah? selain itu, fasilitas umum yang kita rusak itu sebenarnya tidak telalu menyengsarakan pemeintah, karena untuk mengganti fasilitas yang kita rusak tadi pemerintah menggunakan anggaran Negara yang pemasukannya sebagian besar dari pajak yang orang tua kita bayar. Dan anggaran Negara tadi seharusnya di gunakan untuk mensejahterakan rakyat namun malah di gunakan untuk mengganti fasilitas yang telah kita rusak. Kemudian tindak kekerasan, sebagai manusia yang bermoral seharusnya dalam menyampaikan suatu kritik atau pendapat kita tidak perlu terlalu emosi sampai melakukan tindakan kekerasan. Karena perilaku kekerasan seperti kasus di atas salah satu cermin remaja yang tidak mempunyai moral yang baik.
Perlu kita ingat, bahwa sebagai remaja tujuan hidup kita masih panjang. Bagaimana kalau dengan melakukan demo yang tidak sehat tubuh kita menjadi cidera, cacat, bahkan meninggal dunia? Apakah kita tidak kasihan terhadap kedua orang tua kita yang telah membanting tulang membiayai kita dari sejak kecil sampai sekarang? padahal mereka berharap dengan menyekolahkan kita, kelak kita bisa menjadi orang yang sukses dan bahagia. Kemudian apabila kita cacat bahkan sampai meneninggal dunia, bagaimana kita bisa mewujudkan impian orang tua kita yang selalu berdo’a dan berharap untuk kesuksesan dan kebahagiaan kita? Maka dari itu, sebagai seorang remaja jangan sampai kita berbuat nekat dalam melakukan sesuatu. Kita harus befikir dua kali yaitu apakah perbuatan yang kita lakukan itu banyak baiknya atau banyak malah buruknya?
Karena kita tinggal di Negara yang demokratis, aspirasi/pendapat memang sangat perlu kita sampaikan kepada pemimpin/pemeintah untuk kemajuaan dan kebaikan Negara. Namun cara yang kita lakukan harus benar dan sesuai aturan. Sebab segala sesuatu kalau di lakukan dengan prosedur dan langkah yang baik dan benar, pasti hasilnya akan lebih memuaskan karena tidak akan menimbulkan dampak yang membahayakan bagi diri kita maupun orang lain. solusi saya untuk mengurangi kasus demo yang tidak sehat seperti kasus di atas, di perguruan-perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah, seharusnya di berikan pelajaran yang berkaitan dengan moral dan perilaku yang mencerminkan bangsa Indonesia yang baik, seperti cara menyampikan aspirasi yang baik dan benar serta akibat-akibat buruk yang ditimbulkan apabila penyampain aspirasi kita tidak sesuai dengan prosedur yang benar, baik akibat untuk diri sendiri, pemerintah, terlebih masyarakat yang tidak bersalah. Selain itu dari pihak pemerintah sendiri seharusnya tidak melakukan perbuatan/tindakan yang memicu kemarahan masyarakat agar Negara kita ini menjadi Negara damai, aman, dan sejahtera.
Kesimpulan dan Saran :
1. Kesimpulan
Dari kasus diatas, moral dan gaya hidup remaja Indonesia di era globalisasi ini dapat di simpulkan bahwa telah mengalami kerusakan dan sangat perlu diperbaiki. Sebab kalau tidak segera di perbaiki, nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan semakin memprihatinkan.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masing-masing remaja untuk dapat mengubah dan memperbaiki prilaku dan moralnya. Karena dengan kesadaran dari diri kita sendiri, maka prilaku kita dapat diperbaiki tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sehingga hasilnya pasti akan lebih memuaskan dan IngsyaAllah nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan lebih makmur dan sejahtera karena dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kepribadian dan moral yang baik.
2. Saran
a. Kepada Remaja Indonesia
penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa Indonesia agar memperdalam ilmu agamanya karena dengan berpedoman dengan ilmu agama seseorang akan memiliki kepribadian yang luhur dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
b. Kepada Pemerintah Indonesia
Penulis menyarankan kepada pemerintah agar memprogramkan pendidikan di sekolah dengan pendidikan moral dan kepribadian yang baik. Jangan cuma menuntut skil dan penguasaan materi pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan moral dan tingkah laku juga sangat dibutuhkan para generasi penerus untuk membangun bangsa yang lebih baik.
c. Kepada Orang Tua Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada orang tua agar lebih memperhatikan tingkah laku dan pergaulan anaknya. Sebab dengan perhatian yang diberikan dari ke-2 orang tua, anak akan lebih terkaendali dan tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Kemudian orang tua juga harus mendidik kepribadian yang bagus kepada anaknya sedari kecil. Karena pendidikan yang dimulai sejak kecil akan lebih tertanam dalam kepribadian seorang anak.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Penyebab rusaknya moral bangsa Indonesia :
1. Pengaruh Budaya Luar Ini adalah hal yang mungkin menjadi penyebab rusaknya moral bangsa Indonesia,tak dapat dipungkiri pengaruh budaya barat merusak moral bangsa ini.Sebagai contoh free sex dan pergaulan bebas masuk ke indonesia dari merangseknya budaya barat ke negeri ini.
2. Kurangnya Agama Ini juga bisa menjadi sebab rusaknya bangsa indonesia.Jika agama yang kita miliki kuat maka tentu saja kita akan takut berbuat dosa.Sehingga tidak akan ada kejahatan atau paling tidak kejahatan akan sangat minim dalam negeri ini.Contohya saja jika para pejabat negeri ini memiliki landasan agama yang baik,maka apa berani dia memakan uang rakyat(Korupsi)?!
3. Salahnya Sistem Pendidikan Indonesia Ini juga bisa menjadi penyebab rusaknya moral di Indonesia. Sebagaimana anda tahu anak-anak menghabiskan banyak waktunya di dalam sekolah.Sayangnya sekolah sekarang hanya identik untuk mencari ilmu duniawi saja dan jarang ada yang sekolah yang juga mengajarkan aspek2 moral,Jikalau ada porsinya sangat minim.
Ketiga hal diatas mungkin hanya penyebab yang Basic saja,masih banyak lagi penyebab-penyebab lain yang menyebabkan moral bangsa ini merosot.Jikalau penyebabnya secara detail dijelaskan dibuat sebuah buku mungkin buku tersebut akan sangat tebal. Tetapi untuk memperbaiki moral bangsa indonesia saya rasa cukup menghilangkan 3 penyebab diatas saja.Jikalau pengaruh luar sudah berkurang,agama kita kuat dan pendidikan juga mengajarkan aspek moral saya rasa moral bangsa indonesia tidak akan serusak ini
Sungguh sebagai bangsa kita sedang diuji oleh Allah terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang melakukan tindakan menyimpang, terutama terkait dengan pemberitaan di media massa tentang korupsi yang terus terjadi. Tindakan ini tidak enaknya justru dilakukan oleh orang-orang muda yang ke depan justru diharapkan menjadi pemimpin bangsa.
Kasus demi kasus yang melibatkan tindakan menyimpang para pemuda harapan bangsa tersebut tentu bisa menyesakkan para orang tua yang sudah merasakan mengabdikan kehidupannya untuk membangun Indonesia. Oleh karena itu kita memang harus menyadari bahwa bangsa ini sedang menghadapi problem yang cukup serius di masa yang akan datang.
Di antara faktor yang dominan mempengaruhi tindakan menyimpang di kalangan para pemuda tersebut adalah tentang budaya materialisme yang beranak pinak dengan budaya konsumerisme. Generasi yang terlahir di era 1980-an adalah generasi yang terlahir kebanyakan dalam suasana ekonomi yang sudah baik. Artinya, di saat itu kehidupan ekonomi orang tua –kelas menengah ke atas– tentu sudah semakin banyak. Akibatnya anak-anak yang dilahirkannya semenjak kecil sudah merasakan kehidupan yang baik dari sisi ekonomi dan kesejahteraan. Akibatnya mereka tidak merasakan betapa sulitnya menghadapi kehidupan ini.
Generasi yang terlahir di era ini sudah menikmati kemajuan ekonomi masyarakat Indonesia. Ketika mereka bersekolah, maka mereka sudah naik turun mobil. Bahkan antar jemput semenjak Taman Kanak-Kanak (TK). Akibatnya mereka tidak merasakan betapa sulitnya untuk mencapai sekolah. Ketika mereka Sekolah Menengah Pertama, maka mereka sudah memakai sepeda motor. Dan kemudian ketika SMA dan kemudian ke perguruan tinggi, maka sudah menggunakan mobil sebagai transportasi harian. Makanya mereka tidak merasakan betapa susahnya pergi dan pulang ke sekolah.
Realitas ini sungguh sangat paradoks dengan generasi sebelumnya yang terlahir di era 1950-an. Mereka kebanyakan adalah generasi yang masih merasakan bagaimana susahnya sekolah. Saya masih ingat ketika SMP harus mengayuh sepeda pancal sejauh 15 kilometer setiap hari. Belum lagi jalanan yang sangat jelek. Jalan masih makadam untuk kebanyakan jalan di daerah kabupaten. Jalan beraspal adalah jalan yang antar provinsi. Makanya tingkat kesulitan yang dialami oleh mereka juga cukup besar.
Sebagaimana yang telah kita dengar dan baca di media, bahwa banyak anak muda yang terlibat di dalam tindakan yang menyimpang. Banyak pengguna narkotika dan obat terlarang lainnya adalah mereka yang tergolong muda, yaitu usia antara 20-35 tahun. Masa ini sesungguhnya adalah masa keemasan bagi seorang anak manusia, sebab di saat inilah bangunan kehidupan tersebut diletakkan. Keberhasilan atau kegagalan kehidupan sudah bisa diduga di saat ini. Jika pemuda gagal merumuskan fondasi kehidupan di era ini, maka sudah bisa diduga bahwa kegagalan akan membayanginya.
Yang juga menyedihkan adalah ketika yang melakukan tindakan menyimpang terutama dalam tindakan korupsi adalah para pemuda. Sebagaimana kita pahami bahwa tindakan perilaku menyimpang ini terjadi karena pengaruh budaya materialisme yang sangat mendalam. Mereka ingin memperoleh kehidupan yang sejahtera dengan sesegera mungkin, sehingga melupakan dimensi moralitas dan kepatutan. Jika ini yang kemudian menjadi pilihan bagi generasi muda, maka masa depan Indonesia sungguh dipertaruhkan. Semua tentu tidak ingin bahwa Indonesia akan memiliki nasib sebagai bangsa yang selalu menjadi negara dengan tingkat korupsi yang luar biasa tinggi.
Terkait dengan hal ini, maka seharusnya semua elemen bangsa ini harus melakukan revitalisasi moralitas, sehingga ke depan akan didapatkan keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sekarang.
Oleh karena itu, pendidikan karakter bangsa bagi generasi muda tentu sangat diperlukan, sehingga ke depan para pemuda memiliki tanggungjawab moral untuk membela dan membangun Indonesia yang lebih baik.
Dan sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti yang kita inginkan. Banyak rakyat beranggapan bahwa politik di Indonesia adalah sesuatu yang hanya mementingkan dan merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Pemerintah Indonesia pun tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian rakyat yang mengeluh, karena hidup mereka belum dapat disejahterakan oleh negara. Pandangan masyarakat terhadap politik itu sendiri menjadi buruk, dikarenakan pemerintah Indonesia yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai wakil rakyat dengan baik.bagi mereka politik hanyalah sesuatu yang buruk dalam mencapai kekuasaan.
Kesimpulan : Rakyat Indonesia belum merasakan kinerja yang baik dari pemerintah Indonesia, malahan membuat mereka memandang buruk terhadap politik itu sendiri. Selain itu, para generasi muda Indonesia haruslah diperkenalkan dengan politik yang sebenarnya, agar dikemudian hari mereka dapat menjadi generasi baru yang lebih bertanggung jawab.
Korupsi, khususnya korupsi politik, tampaknya menemukan tempat berkembang yang subur di Indonesia. Sementara itu, demokrasi di era reformasi tidak dapat menghentikan atau setidaknya mengurangi penyalahgunaan wewenang para politisi yang tidak jujur.
Korupsi politik di Indonesia masih akan terus berkembang jika kompetisi politik yang dibangun oleh partai politik hanya sekadar untuk melanggengkan kekuasaan saja. Korupsi politik berskala besar, menurut saya, akan lebih sulit diberantas terutama dalam jangka panjang. Sedikit berbeda jika dibandingkan dengan pemberantasan korupsi skala kecil yang mungkin dapat ‘disembuhkan’ dalam jangka panjang. “Korupsi politik skala besar nampaknya akan sulit melihat di mana ia akan berakhir. Apalagi bila kita yakin pada ide bahwa di Indonesia korupsi adalah ‘cara untuk menjalankan politik.
Dalam pandangan saya, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sama halnya dengan pemerintahan sebelumnya, yakni di zaman Megawati ataupun Gus Dur, yang belum banyak memberikan terobosan dan hasil konkret pemberantasan korupsi. Presiden SBY hanya mampu mengungkap maraknya korupsi yang telah dilakukan oleh para kepala daerah di tingkat lokal. “Seolah-olah SBY memang hanya meneruskan untuk membersihkan keranjang sampah yang tersisa,”
Sayangnya, meskipun berbagai kasus korupsi politik dan birokratik marak terjadi, pemerintahan SBY tidak tegas bertindak. Menurut saya, pemerintah saat ini dalam kondisi tersandera. Ini terbukti ketika Nazaruddin yang tengah dicari oleh KPK dan polisi dengan mudahnya melakukan komunikasi dan wawancara di televisi dan BBM. Kondisi ini jauh berbeda dengan kebijakan yang diterapkan di China, yang menerapkan tindakan tegas terhadap para pelaku korupsi, misalnya dengan hukuman mati.
Khusus bagi Partai Demokrat, kasus Nazaruddin merupakan tamparan paling keras terhadap lembaga sekaligus kepada figur sentral SBY, yang pernah menetapkan tahun 2005 sebagai tahun pemberantasan korupsi dan berjanji dalam kampanye pilpres tahun 2009 akan berdiri di garis terdepan dalam memberantas korupsi. saya menegaskan jika tidak ingin sistem politik di Indonesia ‘membusuk’ karena kanker korupsi, dibutuhkan kerja keras semua elemen bangsa, termasuk kemauan politik yang tegas dan kuat dari pemerintah, untuk melawan korupsi dengan serius dan bertanggung jawab.
Seperti yang di muat dalam pancasila khususnya sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradap”. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia diharapkan untuk hidup adil dan beradap. Untuk mencapai masyarakat yang beradap di perlukan moral dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup bangsa Indonesia tercermin pada perbuatan-perbuatan rakyat Indonesia itu sendiri khususnya para remaja sebagai generasi penerus sekaligus ujung tombak bangsa Indonesia
langkah yang perlu diambil bangsa Indonesia menghadapi persoalan bangsa pada era globalisasi dan memasuki usia ke-63 adalah melakukan rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali karakter dan jati diri bangsa (Nation and character building). Selain melakukan rekonstruksi moral juga melakukan konsolidasi kebangsaan dengan melaksanakan langkah strategi memperkuat komitmen kebangsaan dan bersama membangun ke Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Dari pengamatan saya terhadap gaya hidup dan kelakuan remaja di lingkungan sekitar bahwa banyak remaja khususnya remaja putri yang berpakaian seksi dan menggugah gairah seks lawan jenisnya. Serta banyak juga pemuda yang membentuk gank dan sering kumpul di perempatan jalan sambil minum-minuman keras sehingga meresahkan masyarakat sekitar.
Dari uraian diatas, penulis berpendapat bahwa keadaan moral dan gaya hidup remaja Indonesia saat ini telah telah mengalami kerusakan dan perlu di perbaiki lagi. Sebab gaya hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Sehingga dari semua pihak yang terkait perlu membantu demi kesadaran dan kebaikan generasi penerus kita.
contonya, Demo yang di lakukan oleh mahasiswa itu merupakan moral dan perilaku yang kuang baik, karena sebagai seoang pelajar seharusnya kita menyampaikan kritik atau pendapat dengan cara yamg baik seperti demo dengan cara yang tertib dan aman, tidak menganggu ketertiban umum, tidak merusak fasilitas umum, dan tidak perlu menggunakan kekeasan. Bukan malah menganggu ketertiban umum seperti menutup jalan yang membuat lalulintas menjadi macet dan merugikan orang lain. Karena pada hakikatnya kita marah pada pemerintah namun kenapa yang kita rugikan dan yang menanggung akibatnya adalah para penguna jalan yang tidak bersalah? selain itu, fasilitas umum yang kita rusak itu sebenarnya tidak telalu menyengsarakan pemeintah, karena untuk mengganti fasilitas yang kita rusak tadi pemerintah menggunakan anggaran Negara yang pemasukannya sebagian besar dari pajak yang orang tua kita bayar. Dan anggaran Negara tadi seharusnya di gunakan untuk mensejahterakan rakyat namun malah di gunakan untuk mengganti fasilitas yang telah kita rusak. Kemudian tindak kekerasan, sebagai manusia yang bermoral seharusnya dalam menyampaikan suatu kritik atau pendapat kita tidak perlu terlalu emosi sampai melakukan tindakan kekerasan. Karena perilaku kekerasan seperti kasus di atas salah satu cermin remaja yang tidak mempunyai moral yang baik.
Perlu kita ingat, bahwa sebagai remaja tujuan hidup kita masih panjang. Bagaimana kalau dengan melakukan demo yang tidak sehat tubuh kita menjadi cidera, cacat, bahkan meninggal dunia? Apakah kita tidak kasihan terhadap kedua orang tua kita yang telah membanting tulang membiayai kita dari sejak kecil sampai sekarang? padahal mereka berharap dengan menyekolahkan kita, kelak kita bisa menjadi orang yang sukses dan bahagia. Kemudian apabila kita cacat bahkan sampai meneninggal dunia, bagaimana kita bisa mewujudkan impian orang tua kita yang selalu berdo’a dan berharap untuk kesuksesan dan kebahagiaan kita? Maka dari itu, sebagai seorang remaja jangan sampai kita berbuat nekat dalam melakukan sesuatu. Kita harus befikir dua kali yaitu apakah perbuatan yang kita lakukan itu banyak baiknya atau banyak malah buruknya?
Karena kita tinggal di Negara yang demokratis, aspirasi/pendapat memang sangat perlu kita sampaikan kepada pemimpin/pemeintah untuk kemajuaan dan kebaikan Negara. Namun cara yang kita lakukan harus benar dan sesuai aturan. Sebab segala sesuatu kalau di lakukan dengan prosedur dan langkah yang baik dan benar, pasti hasilnya akan lebih memuaskan karena tidak akan menimbulkan dampak yang membahayakan bagi diri kita maupun orang lain. solusi saya untuk mengurangi kasus demo yang tidak sehat seperti kasus di atas, di perguruan-perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah, seharusnya di berikan pelajaran yang berkaitan dengan moral dan perilaku yang mencerminkan bangsa Indonesia yang baik, seperti cara menyampikan aspirasi yang baik dan benar serta akibat-akibat buruk yang ditimbulkan apabila penyampain aspirasi kita tidak sesuai dengan prosedur yang benar, baik akibat untuk diri sendiri, pemerintah, terlebih masyarakat yang tidak bersalah. Selain itu dari pihak pemerintah sendiri seharusnya tidak melakukan perbuatan/tindakan yang memicu kemarahan masyarakat agar Negara kita ini menjadi Negara damai, aman, dan sejahtera.
Kesimpulan dan Saran :
1. Kesimpulan
Dari kasus diatas, moral dan gaya hidup remaja Indonesia di era globalisasi ini dapat di simpulkan bahwa telah mengalami kerusakan dan sangat perlu diperbaiki. Sebab kalau tidak segera di perbaiki, nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan semakin memprihatinkan.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masing-masing remaja untuk dapat mengubah dan memperbaiki prilaku dan moralnya. Karena dengan kesadaran dari diri kita sendiri, maka prilaku kita dapat diperbaiki tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sehingga hasilnya pasti akan lebih memuaskan dan IngsyaAllah nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan lebih makmur dan sejahtera karena dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kepribadian dan moral yang baik.
2. Saran
a. Kepada Remaja Indonesia
penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa Indonesia agar memperdalam ilmu agamanya karena dengan berpedoman dengan ilmu agama seseorang akan memiliki kepribadian yang luhur dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
b. Kepada Pemerintah Indonesia
Penulis menyarankan kepada pemerintah agar memprogramkan pendidikan di sekolah dengan pendidikan moral dan kepribadian yang baik. Jangan cuma menuntut skil dan penguasaan materi pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan moral dan tingkah laku juga sangat dibutuhkan para generasi penerus untuk membangun bangsa yang lebih baik.
c. Kepada Orang Tua Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada orang tua agar lebih memperhatikan tingkah laku dan pergaulan anaknya. Sebab dengan perhatian yang diberikan dari ke-2 orang tua, anak akan lebih terkaendali dan tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Kemudian orang tua juga harus mendidik kepribadian yang bagus kepada anaknya sedari kecil. Karena pendidikan yang dimulai sejak kecil akan lebih tertanam dalam kepribadian seorang anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar